Sebuah penelitian di Inggris membuktikan vitamin C dapat mengurangi risiko masalah pernapasan akibat polusi udara yang tinggi
Para ilmuwan ini mengamati pasien penyakit asma atau penyandang penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) di rumah sakit London. Penelitian mereka menunjukkan bahwa pasien yang mengkonsumsi vitamin C dosis rendah, rentan mendapatkan masalah pada sistem pernapasannya.
“Penelitian ini membuktikan ada kemungkinan, meskipun kecil, bahwa tubuh yang tercemar polusi udara, mungkin dimodifikasi oleh antioksidan,” kata peneliti kesehatan lingkungan dari University of British Columbia di Canada, Michael Brauer.
Antioksidan, seperti vitamin C, dapat melindungi tubuh dari molekul berbahaya yang disebut radikal bebas yang merusak sel.
Radikal bebas dapat terbentuk ketika polusi udara memasuki paru-paru, dan bukti menunjukkan bahwa
polusi ini memiliki peran yang menyebabkan penyakit jantung, kanker, serta penyakit pernapasan.
Antioksidan dapat mengikat dan menangkal radikal bebas, sebelum merusak sel-sel tubuh, sebagaimana dilansir dari LiveScience.
Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Epidemiology, pada edisi Juli.
Buah jeruk dan sayuran hijau seperti brokoli dan bayam merupakan sumber vitamin C yang baik.
Secara biologis, hal ini tentu masuk akal bahwa vitamin C, yang berperan sebagai antioksidan, bisa melindungi tubuh dari dampak buruk polusi udara, kata seorang ahli epidemiologi dari Cincinnati Children’s Hospital Medical Center, Patrick Ryan.
Pendapat Ryan didukung oleh seorang ahli pulmonologi anak di Children’s Hospital of Pittsburgh, Dr. Fernando Holguin, yang menyatakan bahwa kebanyakan orang mendapatkan cukup vitamin C dalam makanan sehari-hari.
Namun Holguin mengatakan bahwa mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi tidak terbukti dapat menyembuhkan penyakit asma. Holguin menekankan bahwa penderita asma harus ruitn meminum obat-obatan yang dianjurkan dan menghindari udara luar yang mungkin sudah tercemar polusi. (Antara/nel)
newswire
di kutip dari kabar24.com
Para ilmuwan ini mengamati pasien penyakit asma atau penyandang penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) di rumah sakit London. Penelitian mereka menunjukkan bahwa pasien yang mengkonsumsi vitamin C dosis rendah, rentan mendapatkan masalah pada sistem pernapasannya.
“Penelitian ini membuktikan ada kemungkinan, meskipun kecil, bahwa tubuh yang tercemar polusi udara, mungkin dimodifikasi oleh antioksidan,” kata peneliti kesehatan lingkungan dari University of British Columbia di Canada, Michael Brauer.
Antioksidan, seperti vitamin C, dapat melindungi tubuh dari molekul berbahaya yang disebut radikal bebas yang merusak sel.
Radikal bebas dapat terbentuk ketika polusi udara memasuki paru-paru, dan bukti menunjukkan bahwa
polusi ini memiliki peran yang menyebabkan penyakit jantung, kanker, serta penyakit pernapasan.
Antioksidan dapat mengikat dan menangkal radikal bebas, sebelum merusak sel-sel tubuh, sebagaimana dilansir dari LiveScience.
Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Epidemiology, pada edisi Juli.
Buah jeruk dan sayuran hijau seperti brokoli dan bayam merupakan sumber vitamin C yang baik.
Secara biologis, hal ini tentu masuk akal bahwa vitamin C, yang berperan sebagai antioksidan, bisa melindungi tubuh dari dampak buruk polusi udara, kata seorang ahli epidemiologi dari Cincinnati Children’s Hospital Medical Center, Patrick Ryan.
Pendapat Ryan didukung oleh seorang ahli pulmonologi anak di Children’s Hospital of Pittsburgh, Dr. Fernando Holguin, yang menyatakan bahwa kebanyakan orang mendapatkan cukup vitamin C dalam makanan sehari-hari.
Namun Holguin mengatakan bahwa mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi tidak terbukti dapat menyembuhkan penyakit asma. Holguin menekankan bahwa penderita asma harus ruitn meminum obat-obatan yang dianjurkan dan menghindari udara luar yang mungkin sudah tercemar polusi. (Antara/nel)
newswire
di kutip dari kabar24.com
Post a Comment