Home » » Marah Berlebihan : Inilah Penyakit & Obat Obatan Penyebabnya

Marah Berlebihan : Inilah Penyakit & Obat Obatan Penyebabnya

Hati-hati jika Anda menjadi mudah marah dan cenderung berlebihan. Jika itu memang terjadi, kemarahan Anda bukan lagi sebuah ekspresi emosional yang wajar.
 
Kondisi tubuh yang tidak sehat kerap menjadi penyebab munculnya kondisi marah yang berlebihan tersebut.
 

Kondisi medis dan obat-obatan tertentu menurut Dr. Helen Stokes-Lampard dari Royal College of General Practitioners dapat meningkatkan rasa marah.

Berikut kondisi dan obat-obatan yang bisa membuat seseorang marah secara berlebihan.

Tiroid yang terlalu aktif
Kondisi ini lebih sering terjadi pada perempuan. Hyperthyroidism adalah kondisi saat hormon tiroid terlalu banyak diproduksi. Menurut ahli endokrinologi Dr. Neil Gittoes, hormon tiroid mempengaruhi semua yang berhubungan dengan metabolisme dan bisa meningkatkan rasa gugup serta sulit berkonsentrasi.

 

Obat penurun kolesterol
Tingginya kadar kolesterol juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Namun, obat penurun kolesterol, statin, ternyata bisa membuat orang yang mengonsumsinya jadi mudah kehilangan kendali emosi.

Menurut peneliti University of California, statin menurunkan jumlah serotonin yang berdampak meningkatnya rasa marah dan depresi.

Diabetes
Orang yang gula darahnya tidak memadai berpotensi jadi lebih pemarah. Gula darah yang tidak seimbang membuat zat-zat kimia di otak seperti serotonin menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan itu mengakibatkan kemarahan, kebingungan, bahkan serangan panik.


Depresi
Mood depresi dapat berujung pada marah dan gelisah, kata psikiater Paul Blenkiron.


Penyakit Alzheimer
Penyakit demensia yang mempengaruhi otak seperti kepribadian dan tingkah laku emosi itu dapat berujung pada meledaknya rasa marah.


Obat tidur
Obat seperti benzodiazepine bekerja dengan memperlambat beragam fungsi otak. Dengan berkurangnya fungsi otak, obat tidur dapat membuat orang yang kesal menjadi lebih marah.


PMS
Premenstrual syndrome juga membuat emosi kaum hawa meletup-letup karena hormon yang tidak stabil, seperti estrogen dan progesteron. Menurut American College of Obstetrocs and Gynecology, mood perempuan dapat berubah pada dua minggu terakhir siklus menstruasi dan dua minggu sebelum menstruasi, seperti dikutip dari laman Medical Daily.
(Antara/sae)
Share this :

Post a Comment

 
Support : IbeImam Website
Copyright © 2013. IBE IMAM - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Powered by Ibe Imam