Anak-anak yang senang memilih jenis makanan, terkadang tidak menyukai beberapa jenis sayuran.
Tapi kebiasaan itu bisa diubah, cukup menamai sayuran menjadi unik, dapat membuat anak-anak lebih menyukai sayuran tersebut.
Hal ini sebagaimana dilansir dari Livescience yang melaporkan penemuan baru dari para ilmuwan di Cornell University.
Penelitian pertama melibatkan 147 murid dari lima sekolah yang berbeda, dengan kisaran usia 8 sampai 11 tahun. Selama tiga hari berturut-turut, para peneliti menambahkan wortel pada menu makan siang para murid.
Namun pada hari ketiga, nama wortel diganti menjadi “Makanan Hari Ini” atau “X-ray Vision Carrots”. (“wortel tembus sinar X”)
Dalam percobaan, para peneliti hanya mengganti nama sayuran tapi jumlah anak yang mau mengkonsumsi wortel “X-ray Vision Carrots”, justru meningkat hingga 66 persen.
Anak yang mengonsumsi menu “Makanan Hari Ini” berjumlah 32% dan sisanya memakan sayuran yang sama, namun tidak diberi nama.
Penelitian kedua melibatkan 1.552 anak sekolah dari dua daerah di pinggir kota New York. Menu kali itu adalah wortel tanpa nama, brokoli, dan kacang polong, disajikan sebagai menu makan siang di kantin sekolah, selama satu bulan pertama.
Pada bulan kedua, salah satu sekolah mengganti nama menu makan siang anak-anak menjadi “X-ray Vision Carrots”, “Punch Broccoli”, “Tiny Tasty Tree Tops” dan “Silly Dilly Green Beans”.
Para ilmuwan mengatakan, nahwa jumlah konsumsi sayuran di sekolah tersebut meningkat hingga 99%, sejak nama-nama menu sayuran diganti menjadi lebih unik.
Tim penelitian yang diketuai oleh direktur Cornell Food and Brand Lab, Brian Wansink, akan menyiarkan penelitian ini pada jurnal Preventive Medicine edisi terbaru. (Antara/nj)
di kutip dari kabar24.com
Tapi kebiasaan itu bisa diubah, cukup menamai sayuran menjadi unik, dapat membuat anak-anak lebih menyukai sayuran tersebut.
Hal ini sebagaimana dilansir dari Livescience yang melaporkan penemuan baru dari para ilmuwan di Cornell University.
Penelitian pertama melibatkan 147 murid dari lima sekolah yang berbeda, dengan kisaran usia 8 sampai 11 tahun. Selama tiga hari berturut-turut, para peneliti menambahkan wortel pada menu makan siang para murid.
Namun pada hari ketiga, nama wortel diganti menjadi “Makanan Hari Ini” atau “X-ray Vision Carrots”. (“wortel tembus sinar X”)
Dalam percobaan, para peneliti hanya mengganti nama sayuran tapi jumlah anak yang mau mengkonsumsi wortel “X-ray Vision Carrots”, justru meningkat hingga 66 persen.
Anak yang mengonsumsi menu “Makanan Hari Ini” berjumlah 32% dan sisanya memakan sayuran yang sama, namun tidak diberi nama.
Penelitian kedua melibatkan 1.552 anak sekolah dari dua daerah di pinggir kota New York. Menu kali itu adalah wortel tanpa nama, brokoli, dan kacang polong, disajikan sebagai menu makan siang di kantin sekolah, selama satu bulan pertama.
Pada bulan kedua, salah satu sekolah mengganti nama menu makan siang anak-anak menjadi “X-ray Vision Carrots”, “Punch Broccoli”, “Tiny Tasty Tree Tops” dan “Silly Dilly Green Beans”.
Para ilmuwan mengatakan, nahwa jumlah konsumsi sayuran di sekolah tersebut meningkat hingga 99%, sejak nama-nama menu sayuran diganti menjadi lebih unik.
Tim penelitian yang diketuai oleh direktur Cornell Food and Brand Lab, Brian Wansink, akan menyiarkan penelitian ini pada jurnal Preventive Medicine edisi terbaru. (Antara/nj)
di kutip dari kabar24.com
Post a Comment