Suatu studi menemukan bahwa pria lebih sering berbohong dibanding wanita.
Informasi yang dilansir Daily Express dan dikutip laman medindia, rata-rata sehari pria menyampaikan 3 kebohongan, atau setara dengan 1.092 kali setahun.
Sementara, wanita menceritakan atau menyampaikan 2 kebohongan sehari, atau 728 kali setahun. Tapi, hal ini tak berlaku dalam hal busana. Wanita cenderung lebih sering berbohong pada pasangannya perihal baju baru.
Sebanyak 39% wanita merasa perlu berbohong perihal penambahan koleksi busananya pada pasangannya. Sementara, laki-laki 26%. Wanita juga cenderung lebih sering pura-pura sibuk untuk menghindari panggilan telepon (50%) dibanding laki-laki (33,33%).
Kesimpulan itu merupakan hasil penelitian BMW Financial Service. Menurut Karen Pine, profesor di bidang Pengembangan Psikologi dari University of Hertfordshire berbohong adalah penyebab dilema moral. Meski demikian, bohong itu sifat penting manusia.
“Kami pikir berbohong adalah buruk, tetapi sebenarnya kemampuan berbohong itu telah membantu manusia untuk bertahan hidup. Nenak moyang kita harus licik mengecoh musuh-musuhnya untuk
mendapatkan sumber daya,”ujarnya.
“Setiap orang berbohong, tetapi kita harus tahu kapan itu baik dilakukan, dan kapan tidak baik dilakukan.
Mungkin baik berbohong ketika Anda melihat teman Anda memiliki gaya rambut baru dan mengatakannya bagus walaupun Anda tidak menyukainya. Berbohong saat itu bisa menjaga persahabatan. Namun berbohong untuk lari dari kesulitan hidup akan menimbulkan sikap kompulsif,”tambah Karen.
“Siapa berbohong? Setiap orang melakukannya, tapi beberapa orang lebih baik dibanding yang lain.” (Kabar24/nj)
di kutip dari kabar24.com
Informasi yang dilansir Daily Express dan dikutip laman medindia, rata-rata sehari pria menyampaikan 3 kebohongan, atau setara dengan 1.092 kali setahun.
Sementara, wanita menceritakan atau menyampaikan 2 kebohongan sehari, atau 728 kali setahun. Tapi, hal ini tak berlaku dalam hal busana. Wanita cenderung lebih sering berbohong pada pasangannya perihal baju baru.
Sebanyak 39% wanita merasa perlu berbohong perihal penambahan koleksi busananya pada pasangannya. Sementara, laki-laki 26%. Wanita juga cenderung lebih sering pura-pura sibuk untuk menghindari panggilan telepon (50%) dibanding laki-laki (33,33%).
Kesimpulan itu merupakan hasil penelitian BMW Financial Service. Menurut Karen Pine, profesor di bidang Pengembangan Psikologi dari University of Hertfordshire berbohong adalah penyebab dilema moral. Meski demikian, bohong itu sifat penting manusia.
“Kami pikir berbohong adalah buruk, tetapi sebenarnya kemampuan berbohong itu telah membantu manusia untuk bertahan hidup. Nenak moyang kita harus licik mengecoh musuh-musuhnya untuk
mendapatkan sumber daya,”ujarnya.
“Setiap orang berbohong, tetapi kita harus tahu kapan itu baik dilakukan, dan kapan tidak baik dilakukan.
Mungkin baik berbohong ketika Anda melihat teman Anda memiliki gaya rambut baru dan mengatakannya bagus walaupun Anda tidak menyukainya. Berbohong saat itu bisa menjaga persahabatan. Namun berbohong untuk lari dari kesulitan hidup akan menimbulkan sikap kompulsif,”tambah Karen.
“Siapa berbohong? Setiap orang melakukannya, tapi beberapa orang lebih baik dibanding yang lain.” (Kabar24/nj)
di kutip dari kabar24.com
Post a Comment