Minum susu berkalsium tinggi terbukti secara klinis dapat menurunkan jumlah pelepasan mineral tulang dalam 2 minggu, pada wanita yang rentan terkena osteoporosis.
Penelitian tersebut dilakukan pada wanita pra dan pasca menopause oleh Massey University, St. Thomas Hospital Inggris dan Fonterra Brands Ltd, serta Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM.
Hasil riset tersebut menunjukkan bahwa konsumsi susu yang diperkaya kalsium dan vitamin D selama 2 minggu dapat menurunkan kadar plasma C-telepeptide of type 1 collagen (CTX), yang merupakan penanda pelepasan mineral (kalsium) tulang, sehingga menurunkan risiko terkena osteoporosis.
“Hasil riset ini sudah dipublikasikan di jurnal ilmiah Bone oleh Elsevier,” kata Fiastuti Witjaksono, Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Departemen Gizi, FKUI, dalam media workshop yang diselenggarakan Anlene di Jakarta, Selasa (2/10).
Fiastuti menuturkan penanda pembaharuan tulang (bone marker turn over), digunakan untuk mengukur fungsi osteoblas (sel yang berfungsi membentuk tulang), dan osteoklas (sel yang berfungsi melepas kalsium keluar dari jaringan tulang).
Osteoklas menunjukkan transfer kalsium keluar dari jaringan tulang ke darah. Salah satu penanda osteoklas adalah CTX. Jika CTX tinggi, artinya pelepasan kalsium tulang ke darah tinggi.
Itu disebabkan oleh rendahnya kadar kalsium dalam darah, sehingga darah mengambilnya dari tulang. Rendahnya kadar kalsium dalam darah karena kurangnya asupan kalsium.
Menurut dia, osteoporosis merupakan penyakit yang ditandai dengan penurunan massa tulang, dan bisa berakibat pada kelumpuhan serta kematian. Ironisnya, penyakit ini kini banyak menyerang kaum perempuan.
Untuk itu, katanya, mengonsumsi susu berkalsium tinggi bisa dijadikan cara jitu menurunkan pelepasan mineral pada tulang, yang mencegah terkena pengeroposan tulang atau osteoporosis
Penelitian tersebut dilakukan pada wanita pra dan pasca menopause oleh Massey University, St. Thomas Hospital Inggris dan Fonterra Brands Ltd, serta Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM.
Hasil riset tersebut menunjukkan bahwa konsumsi susu yang diperkaya kalsium dan vitamin D selama 2 minggu dapat menurunkan kadar plasma C-telepeptide of type 1 collagen (CTX), yang merupakan penanda pelepasan mineral (kalsium) tulang, sehingga menurunkan risiko terkena osteoporosis.
“Hasil riset ini sudah dipublikasikan di jurnal ilmiah Bone oleh Elsevier,” kata Fiastuti Witjaksono, Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Departemen Gizi, FKUI, dalam media workshop yang diselenggarakan Anlene di Jakarta, Selasa (2/10).
Fiastuti menuturkan penanda pembaharuan tulang (bone marker turn over), digunakan untuk mengukur fungsi osteoblas (sel yang berfungsi membentuk tulang), dan osteoklas (sel yang berfungsi melepas kalsium keluar dari jaringan tulang).
Osteoklas menunjukkan transfer kalsium keluar dari jaringan tulang ke darah. Salah satu penanda osteoklas adalah CTX. Jika CTX tinggi, artinya pelepasan kalsium tulang ke darah tinggi.
Itu disebabkan oleh rendahnya kadar kalsium dalam darah, sehingga darah mengambilnya dari tulang. Rendahnya kadar kalsium dalam darah karena kurangnya asupan kalsium.
Menurut dia, osteoporosis merupakan penyakit yang ditandai dengan penurunan massa tulang, dan bisa berakibat pada kelumpuhan serta kematian. Ironisnya, penyakit ini kini banyak menyerang kaum perempuan.
Untuk itu, katanya, mengonsumsi susu berkalsium tinggi bisa dijadikan cara jitu menurunkan pelepasan mineral pada tulang, yang mencegah terkena pengeroposan tulang atau osteoporosis
Post a Comment